Profil Desa Tegalkamulyan
Ketahui informasi secara rinci Desa Tegalkamulyan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Kelurahan Tegalkamulyan, garda depan pesisir Cilacap. Mengulas perjuangan menghadapi abrasi dan rob, serta menjadi pusat inisiatif konservasi penyu oleh Komunitas Nagaraja dan pengembangan sabuk pantai Cemara Sewu sebagai potensi ekowisata.
-
Zona Rawan Bencana Pesisir
Wilayah ini secara konsisten menghadapi tantangan lingkungan yang serius, terutama abrasi pantai dan banjir rob yang berdampak langsung pada permukiman warga.
-
Pusat Konservasi Berbasis Komunitas
Tegalkamulyan menjadi rumah bagi inisiatif konservasi yang inspiratif seperti Konservasi Penyu Nagaraja dan penanaman ribuan mangrove serta cemara laut untuk menciptakan sabuk hijau.
-
Potensi Ekowisata sebagai Ekonomi Alternatif
Di tengah tantangan, kelurahan ini sedang merintis pengembangan ekonomi berbasis ekowisata dan edukasi lingkungan sebagai harapan baru di luar perikanan tradisional.

Berbeda dengan kelurahan tetangganya yang menjadi pusat pariwisata atau industri pelabuhan, Kelurahan Tegalkamulyan di Kecamatan Cilacap Selatan menampilkan wajah pesisir yang lebih otentik dan penuh perjuangan. Wilayah ini merupakan benteng pertahanan terdepan Kabupaten Cilacap dalam menghadapi ganasnya gelombang Samudera Hindia. Di sepanjang garis pantainya yang panjang, terhampar kisah dualisme: potret kerentanan akibat abrasi dan banjir rob yang terus mengancam, sekaligus potret harapan yang tumbuh dari inisiatif konservasi mangrove dan penyu oleh masyarakatnya yang tangguh.
Tegalkamulyan ialah sebuah laboratorium hidup tentang bagaimana sebuah komunitas urban beradaptasi dengan perubahan iklim dan dinamika lingkungan. Aktivitas warganya tidak hanya berpusat pada pemanfaatan sumber daya laut, tetapi juga pada upaya penyelamatan ekosistem pesisir. Perpaduan antara tantangan lingkungan yang nyata dan semangat konservasi yang membara menjadikan Tegalkamulyan sebagai salah satu kelurahan dengan karakteristik paling unik dan krusial bagi masa depan lingkungan hidup di Cilacap.
Garis Pantai yang Rentan: Perjuangan Melawan Abrasi dan Rob
Isu utama yang mendefinisikan kehidupan di Kelurahan Tegalkamulyan adalah perjuangan tiada henti melawan abrasi dan banjir pasang air laut (rob). Garis pantainya yang terbuka, tanpa pelindung alami seperti Pulau Nusakambangan, membuat wilayah ini menerima energi gelombang secara langsung dari Samudera Hindia. Akibatnya, pengikisan daratan oleh air laut menjadi ancaman yang nyata dan terus berlangsung selama bertahun-tahun.
Dampak abrasi terasa sangat signifikan bagi warga, terutama yang tinggal di Rukun Warga (RW) yang berbatasan langsung dengan pantai. Puluhan rumah dan aset warga dilaporkan mengalami kerusakan bahkan hilang tergerus ombak. Infrastruktur publik seperti jalan dan fasilitas lainnya juga tidak luput dari ancaman. Selain abrasi, banjir rob menjadi bencana musiman yang rutin menyapa. Saat pasang purnama atau cuaca ekstrem, air laut meluap hingga menggenangi permukiman, mengganggu aktivitas warga dan menyebabkan kerugian material.
Menghadapi situasi ini, berbagai upaya mitigasi berskala besar telah dan terus dilakukan oleh pemerintah. Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak, sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat, telah membangun serangkaian infrastruktur pelindung pantai yang masif. Di sepanjang pesisir Tegalkamulyan, dapat dengan mudah dijumpai bangunan pemecah gelombang (breakwater), tanggul laut (sea wall) dan groynes yang menjorok ke laut. Proyek-proyek bernilai miliaran rupiah ini bertujuan untuk meredam energi ombak, memperlambat laju abrasi, dan melindungi aset serta permukiman warga di belakangnya. Meskipun demikian, perjuangan ini masih terus berlanjut, menuntut kewaspadaan dan solusi yang berkelanjutan dari semua pihak.
Tumbuhnya Harapan: Inisiatif Konservasi Mangrove dan Penyu
Di tengah bayang-bayang ancaman lingkungan, secercah harapan justru lahir dari inisiatif masyarakat Tegalkamulyan sendiri. Warga tidak hanya pasrah menunggu bantuan pemerintah, tetapi juga bergerak aktif melakukan upaya konservasi sebagai bentuk pertahanan alami jangka panjang. Inilah yang menjadi sisi lain dari wajah Tegalkamulyan, yakni sebagai pusat konservasi pesisir yang berbasis komunitas.
Salah satu inisiatif paling menonjol adalah Konservasi Penyu Nagaraja. Berlokasi di Pantai Tegalkamulyan, kelompok konservasi yang digerakkan oleh warga lokal ini berfokus pada penyelamatan penyu, salah satu hewan laut yang terancam punah. Aktivitas utama mereka meliputi:
- Penyelamatan telur penyu dari predator alami maupun manusia.
- Penetasan telur secara semi-alami di fasilitas penangkaran sederhana.
- Pelepasan tukik (anak penyu) kembali ke habitatnya di laut lepas.
Kegiatan pelepasan tukik seringkali menjadi momen edukatif yang menarik partisipasi pelajar, masyarakat umum, dan bahkan wisatawan. Upaya Konservasi Penyu Nagaraja tidak hanya berkontribusi pada pelestarian keanekaragaman hayati, khususnya penyu jenis lekang (Lepidochelys olivacea), tetapi juga mulai membuka potensi Tegalkamulyan sebagai destinasi ekowisata atau wisata edukasi.
Selain konservasi penyu, upaya penghijauan pesisir juga digalakkan secara masif. Di sepanjang pantai, terutama di area yang dikenal sebagai Pantai Cemara Sewu, ribuan pohon cemara laut dan mangrove telah ditanam. Penanaman ini merupakan hasil kerja sama antara kelompok masyarakat, pemerintah daerah melalui Dinas Lingkungan Hidup, dan dukungan dari program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dari berbagai industri di Cilacap. Hutan pantai yang mulai terbentuk ini berfungsi sebagai sabuk hijau (green belt) yang vital. Akar-akarnya yang kuat membantu menahan pasir agar tidak mudah tergerus ombak, sementara tajuknya mampu meredam hembusan angin laut yang kencang.
Perekonomian Pesisir: Dari Nelayan Tradisional hingga Ekowisata
Struktur perekonomian Kelurahan Tegalkamulyan sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis dan lingkungannya. Sebagian masyarakatnya masih menggantungkan hidup sebagai nelayan tradisional. Dengan perahu-perahu kecil, mereka melaut mencari ikan di perairan yang relatif dekat dengan pantai. Namun profesi ini penuh tantangan, mulai dari hasil tangkapan yang tidak menentu hingga risiko kerusakan perahu akibat gelombang tinggi yang sering terjadi.
Seiring dengan tumbuhnya kesadaran lingkungan dan inisiatif konservasi, mulai terlihat pergeseran ke arah pengembangan ekonomi alternatif yang berbasis jasa lingkungan dan pariwisata. Konsep ekowisata menjadi harapan baru bagi Tegalkamulyan. Keberadaan Konservasi Penyu Nagaraja dan kawasan Cemara Sewu menjadi daya tarik utama. Jika dikelola dengan baik, kegiatan ini dapat memberikan sumber pendapatan baru bagi masyarakat melalui penyediaan jasa pemandu wisata, penjualan suvenir ramah lingkungan, dan pengelolaan warung makan.
Di samping itu, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga turut menopang ekonomi lokal. Sebagian besar UMKM bergerak di bidang pengolahan hasil perikanan skala rumah tangga, seperti pembuatan ikan asin dan makanan ringan lainnya. Warung-warung kecil yang menyediakan makanan dan minuman bagi pengunjung lokal di sekitar pantai juga menjadi pemandangan umum, menunjukkan geliat ekonomi kerakyatan yang adaptif. Tantangan ke depan adalah bagaimana mengintegrasikan kegiatan ekonomi ini dengan prinsip-prinsip konservasi, sehingga kemajuan ekonomi tidak merusak aset lingkungan yang justru menjadi modal utamanya.
Wajah Sosial dan Tata Kelola Pemerintahan
Masyarakat Kelurahan Tegalkamulyan telah ditempa oleh alam untuk menjadi komunitas yang tangguh dan memiliki rasa solidaritas yang tinggi. Hidup berdampingan dengan ancaman abrasi dan rob telah menumbuhkan semangat gotong royong dan kewaspadaan kolektif. Kelompok-kelompok masyarakat seperti Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan kelompok konservasi menjadi wadah bagi warga untuk menyalurkan aspirasi dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan wilayahnya.
Pemerintah Kelurahan Tegalkamulyan memegang peran penting sebagai fasilitator dan mediator. Lurah beserta jajarannya bertugas mengkomunikasikan permasalahan yang dihadapi warga, terutama terkait ancaman bencana, kepada instansi pemerintah di tingkat yang lebih tinggi. Forum-forum seperti Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) menjadi ajang vital untuk memperjuangkan alokasi anggaran bagi program-program prioritas, baik itu pembangunan infrastruktur fisik seperti talud maupun program pemberdayaan masyarakat berbasis konservasi.
Secara keseluruhan, Kelurahan Tegalkamulyan menyajikan narasi yang kompleks dan inspiratif. Di satu sisi, ia adalah representasi nyata dari dampak perubahan iklim di wilayah pesisir. Di sisi lain, ia menunjukkan bahwa respons terbaik seringkali datang dari kekuatan komunitas itu sendiri. Masa depan Tegalkamulyan akan sangat bergantung pada seberapa kuat sinergi yang dapat dibangun antara solusi teknis rekayasa pantai dari pemerintah dan kearifan serta partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga dan merawat ekosistem pesisir yang menjadi tumpuan hidup mereka.